Selasa, 03 Januari 2012

Siapkah Anda menerima kapasitas pikiran yang besar?


Nama saya Rembo, saya mengenal namanya komunitas dari kelas 4 SD. Saya sudah bergabung sejak kelas 4 SD di GPI Epikaleo (s’krang bernama GPI Impact Community). Dulu saya diajak ke GPI ini oleh seorang kakak rohani yang bernama Kak Jentina untuk bergabung di gereja anak (s’krang bernama KEGA). Keadaan gereja dulu sangat kecil seperti gubuk dan bau ikan (karena ada Kolam ikan). Menurut saya, dulu gak kelihatan gereja tapi seperti rumah. Disini saya sangat senang, banyak hal yang kupelajari. Maklum masa kecil bahagia .... hehehehe. Komunitas di gereja anak sangat kuat. Setiap bulan, kakak rohani gereja anak selalu berkunjung ke rumah-rumah. Kadang buat Doa & ibadah di rumah-rumah. Pokoknya asyik deh, saya
selalu dapat hadiah dari kakak-kakak rohani karena saya rajin ke gereja dan juara kelas.

Singkat cerita, saya meranjak dewasa. Gereja yang dulu kecil berubah menjadi sebuah gereja yang besar dan megah. Jemaat GPI Impact Community semakin banyak. Tetapi hati saya merasa kecewa? Kenapa kecewa? Karena saya gak ada merasakan komunitas yang dulu saya rasakan ketika saya anak-anak. Setiap mau bertemu seorang pendeta atau bapak rohani kita harus membuat janji dulu mungkin lewat sekretaris atau perantara orang lain. Saya pernah berpikir Bapak Pendeta sekarang sudah sombong. Tidak pernah perduli lagi dengan anggota jemaat lama. Sempat bertahun-tahun saya vakum dan gak berkembang. Saya menjadi jemaat yang biasa-biasa (suam-suam kuku).

Saya banyak mengikuti program-program gereja tetapi tidak membuatku bangkit. Ketika saya membaca buku rohani (saya lupa judul bukunya), pikiran saya dibukakan. Waktu itu saya penasaran dengan ini, kenapa perbesarkan kapasitas lewat hati? Saya dikuatkan dengan firman yang berkata di Amsal 4: 23 à Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena darisitulah terpancar kehidupan
Hati kita adalah pusat dari kehidupan kita, berarti kalau kita mau memperbesar kapasitas kita, kita harus memulainya dari hati. Dengan hati orang percaya dan dari hati timbul segala macam pikiran. Seberapa besar hati kita demikianlah besarnya dunia kita. Kalau kita memperbesar hati kita, maka kita sedang memperbesar dunia kita. Mulai hari itulah saya belajar untuk memperbesar kapasitas hati saya. Ketika saya belajar hal ini, Allah mempromosikan saya di pelayanan, tempat kerja bahkan di tempat studi. Sampai sekarang saya tetap belajar, memang prosesnya lama. Tetapi ke depannya saya akan merasakan hasilnya yang luarbiasa.

Saya suka dengan statement ini: 
‘Kalau Anda tidak melakukan sesuatu dengan apa yang ada pada Anda berarti Anda memperkecil kapasitas Anda’.  
Demikian kesaksian saya, sebenarnya sih masih banyak hahaha. Semoga Kesaksian ini memberkati saudara/i yang membacanya. God Bless.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar